Nobel pertama kali melakukan eksperimen pertamanya dengan bahan peledak cair nitrogliserin di pabrik ayahnya (1862), namun hasilnya tidak memuaskannya. Ia pun berupaya mencari bahan-bahan yang lebih efektif yang bisa "menjinakkan" sifat unsur kimia nitrogliserin.
Tahun 1864, kejadian fatal terjadi di laboratoriumnya. Saat itu, berbekal bahan kimia dalam pembuatan bahan peledak yang biasa digunakan untuk ranjau dan torpedo di pabrik ayahnya ia melakukan eksperimen. Dengan bahan campuran itu yang dipadunya dengan nitrogliserin menimbulkan sebuah ledakan keras yang mengguncang Heleneborg.
Ledakan di laboratorium pabrik itu menewaskan adiknya Emil, melukai saudara dan ayahnya, serta menewaskan empat pekerja lainnya. Namun AlfredNobel terhindar dari kematian.
Pemerintah Swedia mengeluarkan larangan kepada Nobel untuk membangun kembali pabriknya di tempat yang sama. Menghadapi persoalan ini, Nobel tak putus asa.
Ia kembali mengumpulkan catatan eksperimennya dan melakukan percobaan di tempat lain.
Lewat pergulatan panjang dan kegagalan demi kegagalan, sampai akhirnya Nobel menemukan campuran yang tepat untuk bahan peledak yang diinginkannya pada tahun 1866: sebuah campuran kieselguhr dan nitrogliserin dalam takaran tertentu. Ia menguji coba ledakan tersebut dan mencapai hasil yang sempurna.
Nobel kemudian menamai temuannya itu sebagai powdery mixture dynamite (campuran serbuk dinamit). Setelah melakukan penyempurnaan ia mematenkan temuannya tahun 1867. Bahan peledak dengan detonator itu kemudian lebih dikenal sebagai dinamit.
Dinamit ini ternyata sangat disukai pasar. Perusahaan pertambangan, konstruksi dan militer melakukan pesanan besar-besaran kepadanya. Mereka memilih dinamit, karena cenderung lebih aman daripada jenis bahan peledak lain di masa itu. Sementara militer menyukai dinamit karena sifat ledakannya yang dahsyat dan bisa dikontrol.
Nobel kemudian membangun banyak pabrik dinamit diberbagai tempat di dunia. Dari dinamit dan bahan peledak generasi berikutnya yang diproduksinya, Nobel semakin kaya dan ternama. Selain dinamit, ia juga telah membuka jalan untuk penyempurnaan temuan bahan artifisal dari karet, kulit, sutra dan batu jenis tertentu.
Hadiah Nobel
Pernyataan Nobel yang dipublikasikan pada 1888 sebelum wafatnya di sebuah suratkabar Prancis menyatakan bahwa dia mengutuk penemuan dinamitnya sehingga membuat dirinya memutuskan untuk meninggalkan sejumlah warisan bagi dunia seusai kematiannya.
Pernyataan yang ditulis di suratkabar tersebut menyatakan “le marchand de la mort est mort” (Pedagang Kematian Meninggal) dan lebih lanjut menuliskan, "Dr. AlfredNobel yang telah menjadi kaya raya menemukan sejumlah cara untuk membunuh manusia lebih cepat dari yang pernah ada sebelumnya itu, kemarin telah meninggal dunia."
Nobel memang menjadi kaya dan terkenal akibat dinamit, namun ia merasa kecewa karena dinamit justru digunakan pihak militer untuk tujuan perang dan menghancurkan umat manusia. Nobel yang sangat cinta damai dan membenci perang, sebenarnya menginginkan dinamit dipakai untuk tujuan pembangunan.
Pada 27 November 1895 di Klub Swedia-Norwegia di Paris, Nobel menandatangani wasiat dan pernyataan terakhirnya dengan membentuk Hadiah Nobel untuk diberikan setiap tahunnya tanpa ada perbedaan bangsa. Nobel wafat terkena stroke pada 10 Desember 1896 di Sanremo, Italia. Jumlah yang disisihkan untuk yayasan Hadiah Nobel adalah sekitar 31 juta kronor (4.200.500 USD).
Tiga kategori pertama dari hadiah ini diberikan untuk bidang fisika, kimia dan kedokteran atau fisiologi, yang keempat untuk bidang kesusasteraan dan yang kelima diberikan pada orang atau masyarakat yang mengabdikan dirinya demi perdamaian.
Pada 2001, cicitnya yang bernama Peter mengusulkan kepada Bank Swedia untuk membedakan hadiah di bidang ekonomi guna "mengenang AlfredNobel" dari kelima kategori sebelumnya. Permintaan ini menyebabkan timbulnya banyak kontroversi apakah hadiah yang diberikan untuk bidang Ekonomi dimasukkan ke dalam "Hadiah Nobel" atau tidak.
Namun dari lima kategori yang ditentukan Nobel, para peraih penghargaan itu untuk pertamakali (1901) adalah: Jean Henri Dunant (Swiss) meraih Nobel Perdamaian atas jasanya mendirikan Palang Merah; Hadiah Nobel Fisika diserahkan pada Wilhelm C. Roentgen (Jerman) untuk penemuan Sinar-X; Hadiah Nobel Kimia diberikan pada Jacobus Henricus Van't Hoff (Belanda) untuk penemuan hukum kimia dinamika dan osmotic pressure; Nobel Kedokteran jatuh pada Emil von Behring (Jerman) atas penemuan antitoksin diphtheria; sementara Hadiah Nobel Sastra diberikan pada Sully Prudhomme seorang penyair Prancis pada puisi-puisinya yang menggugah.
Sumber : www.harian-global.com, www.fisikanet.lipi.go.id
0 komentar:
Posting Komentar